29 Ribu Ton Beras Bulog Turun Mutu dan 1,45 Juta Ton Menumpuk di Gudang

Data mengejutkan: 29.000 ton beras Bulog turun mutu dan 1,45 juta ton menumpuk di gudang. Simak alasan dan langkah pemerintah mengatasinya. (Dok. Ist)
Data mengejutkan: 29.000 ton beras Bulog turun mutu dan 1,45 juta ton menumpuk di gudang. Simak alasan dan langkah pemerintah mengatasinya.(Dok. Ist)

NASIONAL – Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyampaikan data mengejutkan terkait kondisi stok beras pemerintah.

Ditemukan lebih dari 29.000 ton beras yang disimpan di gudang Perum Bulog mengalami penurunan mutu, sementara 1,45 juta ton lainnya menumpuk selama lebih dari enam bulan.

Temuan ini berawal dari inspeksi Ketua Komisi IV DPR Titiek Soeharto di Gudang Bulog Ternate Rabu, (23/9/2025).

Tindak lanjutnya, Bapanas menggelar rapat koordinasi untuk mengevaluasi kualitas beras yang ada.

Baca Juga: Jelang Nataru, Bupati Sanggau Pastikan Stok Beras Aman dan Siapkan Operasi Pasar

“Sebanyak 29.999 ton beras, terdiri dari 3.000 ton beras dalam negeri dan 26.890 ton beras luar negeri, telah turun mutu,” ungkap Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi Bapanas, Nita Yulianis, dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang disiarkan pada Senin, (6/10/2025).

Nita menjelaskan bahwa beras yang mutunya menurun akan diproses ulang (reprocessing) untuk diperbaiki sebelum disalurkan ke masyarakat.

Selain itu, Bapanas juga mencatat adanya 1,45 juta ton beras pemerintah yang sudah menumpuk di gudang Bulog lebih dari setengah tahun.

Jumlah ini setara dengan 37,95% dari total stok beras saat ini yang mencapai 3,84 juta ton.

“Perum Bulog harus rutin melakukan pengujian kualitas Cadangan Beras Pemerintah (CBP) untuk memastikan beras yang sampai ke masyarakat layak konsumsi dari segi sensori dan keamanan pangan,” tambah Nita.

Sebelumnya, inspeksi Komisi IV DPR juga mendapati 1.200 ton beras lokal di Gudang Bulog Tabahawa, Maluku Utara, yang sudah berubah warna menjadi keabu-abuan karena disimpan sejak Mei 2024.

Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, mengakui temuan tersebut dan berjanji akan segera melakukan pengolahan ulang agar beras layak dikonsumsi.

Baca Juga: Kualitas Beras SPHP Dikeluhkan, Warga Sambas Klaim Masih Layak Konsumsi

(*Red)