Erupsi Gunung Ile Lewotolok dan Kebakaran Lahan Warnai Penanganan Bencana 18 Juli 2025

Dua bencana utama yang menjadi sorotan adalah erupsi Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, NTT, dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera Barat dan Sumatera Utara. (Dok.Ist)

NASIONAL – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan perkembangan situasi dan penanganan bencana di sejumlah wilayah Indonesia pada periode Kamis (17/07/2025) pukul 07.00 WIB hingga Jumat (18/07/2025) pukul 07.00 WIB.

Dua bencana utama yang menjadi sorotan adalah erupsi Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, NTT, dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera Barat dan Sumatera Utara.

Baca Juga: BNPB Catat 19 Bencana dalam 24 Jam: Banjir, Karhutla hingga Erupsi Gunung Api

Gunung Ile Lewotolok mengalami erupsi pada Kamis (17/07) pukul 09.41 WITA. Kolom abu mencapai 200 meter di atas puncak (sekitar 1.623 mdpl), berwarna putih hingga kelabu dan mengarah ke barat.

Aktivitas seismik mencatat amplitudo maksimum 37,7 mm dengan durasi 39 detik.

Wilayah terdampak mencakup Kecamatan Ile Ape Timur dan Ile Ape, dengan 35 desa terpapar abu vulkanik. Jumlah warga terdampak tercatat sebanyak 20.777 jiwa.

BPBD Kabupaten Lembata telah mendistribusikan 16.770 masker ke 19 desa, menyediakan air bersih ke delapan desa, dan melatih masyarakat dalam pencarian serta pertolongan darurat.

Layanan kesehatan difokuskan di Puskesmas Waipukang dan Lamaau, utamanya untuk penanganan ISPA. Posko-posko siaga didirikan di tingkat desa hingga RT, dan komunikasi darurat diperkuat melalui radio HT.

Status wilayah ditetapkan Siaga Darurat Bencana Erupsi sejak 3 Juli hingga 31 Desember 2025 berdasarkan Keputusan Bupati Lembata Nomor 332 Tahun 2025.

Kebutuhan mendesak mencakup masker tambahan, air bersih, alat komunikasi, logistik darurat, dan perlengkapan keselamatan.

Baca Juga: Banjir dan Karhutla Terjadi di Sejumlah Daerah, BNPB Minta Daerah Tetap Waspada

Sementara itu, kebakaran lahan terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, tepatnya di Nagari Tarantang dan Taram, Kecamatan Harau, pada Kamis (17/07) sekitar pukul 12.00 WIB. Sekitar 7 hektare lahan terbakar, termasuk lima kandang ayam.

Pemadaman dilakukan BPBD bersama TNI, Polri, dan warga dengan peralatan terbatas dan tantangan angin kencang. Hingga malam hari, api belum sepenuhnya padam.

Kebakaran juga terjadi di Desa Sihopuk, Kecamatan Halongonan, Kabupaten Padang Lawas Utara, Sumatera Utara.

Kebun sawit seluas 30 hektare terbakar pada Kamis (17/07) pukul 12.30 WIB, dan berhasil dipadamkan pada pukul 18.00 WIB.

BNPB mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana, khususnya pada musim kemarau yang rawan kebakaran dan kekeringan.

Pembukaan lahan dengan cara dibakar harus dihindari, dan potensi bahaya sebaiknya segera dilaporkan ke BPBD setempat.

(*Red)